Pentingnya Melanjutkan Pendidikan Pascasarjana
Pentingnya Melanjutkan Pendidikan Pascasarjana_Melanjutkan pendidikan di zaman yang modern ini menjadi salah satu hal yang wajib dilakukan. Tidak hanya anak muda saja yang dapat melanjutkan pendidikan tinggi, namun para orang tua pun juga bisa melanjutkannya. Setelah menyelesaikan masa pendidikan sarjana, maka masih ada pendidikan S2 atau pascasarjana yang dapat ditempuh untuk mendapatkan gelar master.
A. Pengertian Pascasarjana
Pengertian dari pascasarjana itu sendiri yaitu program pendidikan untuk orang yang sudah menyelesaikan pendidikan S1 atau sarjana, kemudian melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, yaitu strata S2 untuk mendapatkan gelar sebagai master. Pendidikan S2 sering kali ditempuh dengan tujuan ingin menaikan jabatan, ingin menjadi dosen, atau guru atau dengan alasan yang lain. Tentu saja setiap orang memiliki alasan yang tidak sama ketika dirinya ingin melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Namun yang pasti, pendidikan S1 dengan S2 tentu memiliki banyak perbedaan. Untuk Anda yang berencana ingin melanjutkan pendidikan S2, Anda bisa mencari tahu informasi mengenai pendidikan S2 sebanyak-banyaknya, termasuk letak perbedaan antara S1 dengan S2.
B. Perbedaan Pascasarjana dan Sarjana
Ketika Anda sudah yakin untuk memutuskan melanjutkan kuliah S2, ada banyak langkah yang harus Anda lakukan. Langkah yang harus Anda tempuh tentunya tidaklah mudah seperti ketika Anda melakukan pendaftaran S1. Ada banyak persyaratan yang harus Anda miliki ketika Anda ingin bisa melanjutkan pendidikan S2. Di sinilah letak perbedaan antara pendidikan S2 dengan pendidikan S1.
Berikut ini letak perbedaan yang bisa Anda bandingkan, yaitu:
1. Harus memiliki skor TOEFL yang tinggi
Jika pada pendidikan sarjana Anda tidak perlu menggunakan skor TOEFL, namun untuk pendidikan S2, Anda harus menyerahkan sertifikat TOEFL. Setiap tahun, beberapa kampus akan meningkatkan jumlah skor nya. Apabila skor TOEFL Anda tinggi, maka bisa lolos ke test selanjutnya. Beda lagi jika Anda ingin melanjutkan S2 di luar negeri yang lebih sulit.
Selain menggunakan TOEFL, beberapa negara pun juga sudah mengalihkan TOEFL ke IELTS. Alasan mengapa pendidikan S2 harus menyerahkan sertifikat TOEFL yaitu karena pendidikan S2 lebih banyak mempelajari tentang buku, paper, rujukan dari internasional yang mana untuk secara keseluruhan, bahasa yang digunakan adalah bahasa inggris, Sehingga harus fasih bahasa inggris.
Selain skor TOEFL ketika hendak masuk pendidikan S2, maka ketika sudah lulus pun Anda juga akan mendapatkan skor TOEFL yang sudah ditetapkan di kampus. Hal ini membuat Anda yang hendak melanjutkan S2, maka harus mempersiapkan kemampuan dalam berbahasa inggris sebaik mungkin. Tanpa memiliki kemampuan berbahasa inggris, maka Anda tidak bisa lanjut S2.
2. Lebih banyak melakukan analisa
S1 cenderung lebih banyak melakukan teknis, hal ini berbeda dengan pendidikan S2 yang lebih banyak melakukan analisa. Sedangkan untuk tugas akhir semester kebanyakan dalam bentuk project dalam skala yang kecil. Semua jurusan S2 akan lebih mengedepankan analisa. Akan tetapi untuk setiap jurusan tentunya memiliki analisa yang tidak sama.
3. Melakukan penelitian sesuai dengan bidang
Selain melakukan analisa, mahasiswa S2 diharuskan untuk melakukan penelitian sesuai bidang yang diambilnya. Hal ini membuat mahasiswa S2 harus sibuk membaca ratusan bahkan hingga ribuan paper. Selain membacanya, Anda juga harus melakukan analisa hingga penelitian. Sedangkan untuk kurikulum S2 di rancang dengan research-oriented.
Kurikulum tersebut memiliki tujuan merangsang supaya publikasi yang ada di Indonesia semakin banyak. Karena mengingat, bahwa di negara Indonesia masih memiliki pendidikan yang rendah, dibandingkan dengan pendidikan yang ada di luar negeri. Indonesia menduduki peringkat ke 61 dengan 25 ribuan publikasi, hal ini berbeda dengan pendidikan di Singapura dengan peringkat 32.
4. Bukan lagi menjadi mahasiswa yang sibuk berorganisasi
Berbeda lagi dengan pendidikan S1 yang masih ada ikatan organisasi dan lebih banyak berkumpul dengan teman-teman mahasiswa yang lainnya. Akan tetapi untuk pendidikan S2 lebih banyak mengerjakan paper yang cukup menyita waktu. Ketika sarjana, mengikuti organisasi adalah hal yang wajib untuk dilakukan, namun saat Pascasarjana, organisasi bukan lagi masanya.
Ketika sudah menjadi mahasiswa S2, maka Anda sudah tidak memiliki waktu untuk mengurus rapat, menjadi panitia acara atau bahkan mencari sponsor ketika ada surau acara. Paper menjadi makanan kedua mahasiswa S2 setelah nasi. Terlebih lagi para mahasiswa S2 tentunya sambil bekerja, sehingga kuliah S2 sambil bekerja akan menyita banyak waktu.
5. Dari segi cara belajarnya
Saat menjadi mahasiswa S1, maka Anda hanya akan belajar di kelas dan setiap semester akan melakukan ujian. Namun cara belajar semacam ini berbeda dengan mahasiswa S2, yang mana acara belajar S2 akan dipandu professor dalam sebuah kelas dengan jumlah yang tidak terlalu banyak. Di dalam kelas, mahasiswa S2 lebih banyak sharing mengenai materi kurikulum.
Mahasiswa S1 memiliki tugas dengan melakukan analisa kemudian mendiskusikan nya dalam berbagai isu pada topik yang relevan. Sedangkan untuk mahasiswa S2 tidak hanya menganalisa saja, akan tetapi juga melakukan penelitian pada bidang yang diminati atau pada bidang yang sudah ditentukan oleh professor. Tugas penelitian ini memang akan lebih banyak menyita waktu.
C. Alasan Mengapa Anda Harus Melanjutkan Pendidikan Pascasarjana
Semua orang memang impian untuk bisa melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi seperti melanjutkan S2. Namun sayangnya, biaya yang mahal lagi-lagi menjadi penghalang nya. Melanjutkan pendidikan ke S2 tidak hanya sekedar mencari gelar saja, akan tetapi juga bisa memberikan keuntungan lain, baik dari segi pendidikan, kehidupan bermasyarakat, karier dan dalam segala hal.
Ada 3 alasan yang mengharuskan Anda untuk melanjutkan pendidikan Pascasarjana, yaitu:
1. Satu langkah lebih unggul
Ketika Anda sudah mendapatkan gelar sebagai master, maka ini adalah satu langkah lebih unggul dibandingkan dengan pendidikan sarjana. Ketika Anda mencari pekerjaan, maka jabatan yang bisa Anda dapatkan pun tentunya berbeda dengan jabatan untuk pegawai yang berpendidikan sarjana. Ketika dalam dunia kerja pun magister juga akan lebih bisa diunggulkan.
2. Pertumbuhan Intelektual
Jika Anda menganggap bahwa sarjana dan magister itu sama saja, tentunya Anda salah besar. Ketika Anda melanjutkan pendidikan S2, maka intelektual Anda pun juga akan lebih meningkat. Karena banyaknya perbedaan seperti yang sudah dijelaskan di atas, sehingga membuat Anda harus melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi. sedangkan sekolah S2 lebih banyak penelitian.
3. Karakter yang dibentuk menjadi lebih matang
Melanjutkan pendidikan S2 secara tidak langsung akan membentuk karakter yang lebih matang lagi. karena saat Anda Kuliah S2, teman2 yang Anda jumpai tidak seperti ketika Anda duduk di pendidikan sarjana yang masih seperti anak SMA. Akan tetapi saat S2, Anda menemukan banyak teman yang usianya tidak muda lagi. sehingga cara berpikirnya pun juga lebih dewasa.
Kuliah Pascasarjana dapat dijadikan sebagai salah satu tempat yang paling tepat untuk mendapatkan koneksi baru dan menjalin pertemanan. Di sana, Anda akan berapa pada suatu kelompok yang mengerjakan proyek tertentu, sering menjalin koneksi dan bisa saling bertukar pengalaman.
Pentingnya Melanjutkan Pendidikan Pascasarjana
A. Pengertian Pascasarjana
Pengertian dari pascasarjana itu sendiri yaitu program pendidikan untuk orang yang sudah menyelesaikan pendidikan S1 atau sarjana, kemudian melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, yaitu strata S2 untuk mendapatkan gelar sebagai master. Pendidikan S2 sering kali ditempuh dengan tujuan ingin menaikan jabatan, ingin menjadi dosen, atau guru atau dengan alasan yang lain. Tentu saja setiap orang memiliki alasan yang tidak sama ketika dirinya ingin melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Namun yang pasti, pendidikan S1 dengan S2 tentu memiliki banyak perbedaan. Untuk Anda yang berencana ingin melanjutkan pendidikan S2, Anda bisa mencari tahu informasi mengenai pendidikan S2 sebanyak-banyaknya, termasuk letak perbedaan antara S1 dengan S2.
B. Perbedaan Pascasarjana dan Sarjana
Ketika Anda sudah yakin untuk memutuskan melanjutkan kuliah S2, ada banyak langkah yang harus Anda lakukan. Langkah yang harus Anda tempuh tentunya tidaklah mudah seperti ketika Anda melakukan pendaftaran S1. Ada banyak persyaratan yang harus Anda miliki ketika Anda ingin bisa melanjutkan pendidikan S2. Di sinilah letak perbedaan antara pendidikan S2 dengan pendidikan S1.
Berikut ini letak perbedaan yang bisa Anda bandingkan, yaitu:
1. Harus memiliki skor TOEFL yang tinggi
Jika pada pendidikan sarjana Anda tidak perlu menggunakan skor TOEFL, namun untuk pendidikan S2, Anda harus menyerahkan sertifikat TOEFL. Setiap tahun, beberapa kampus akan meningkatkan jumlah skor nya. Apabila skor TOEFL Anda tinggi, maka bisa lolos ke test selanjutnya. Beda lagi jika Anda ingin melanjutkan S2 di luar negeri yang lebih sulit.
Selain menggunakan TOEFL, beberapa negara pun juga sudah mengalihkan TOEFL ke IELTS. Alasan mengapa pendidikan S2 harus menyerahkan sertifikat TOEFL yaitu karena pendidikan S2 lebih banyak mempelajari tentang buku, paper, rujukan dari internasional yang mana untuk secara keseluruhan, bahasa yang digunakan adalah bahasa inggris, Sehingga harus fasih bahasa inggris.
Selain skor TOEFL ketika hendak masuk pendidikan S2, maka ketika sudah lulus pun Anda juga akan mendapatkan skor TOEFL yang sudah ditetapkan di kampus. Hal ini membuat Anda yang hendak melanjutkan S2, maka harus mempersiapkan kemampuan dalam berbahasa inggris sebaik mungkin. Tanpa memiliki kemampuan berbahasa inggris, maka Anda tidak bisa lanjut S2.
2. Lebih banyak melakukan analisa
S1 cenderung lebih banyak melakukan teknis, hal ini berbeda dengan pendidikan S2 yang lebih banyak melakukan analisa. Sedangkan untuk tugas akhir semester kebanyakan dalam bentuk project dalam skala yang kecil. Semua jurusan S2 akan lebih mengedepankan analisa. Akan tetapi untuk setiap jurusan tentunya memiliki analisa yang tidak sama.
3. Melakukan penelitian sesuai dengan bidang
Selain melakukan analisa, mahasiswa S2 diharuskan untuk melakukan penelitian sesuai bidang yang diambilnya. Hal ini membuat mahasiswa S2 harus sibuk membaca ratusan bahkan hingga ribuan paper. Selain membacanya, Anda juga harus melakukan analisa hingga penelitian. Sedangkan untuk kurikulum S2 di rancang dengan research-oriented.
Kurikulum tersebut memiliki tujuan merangsang supaya publikasi yang ada di Indonesia semakin banyak. Karena mengingat, bahwa di negara Indonesia masih memiliki pendidikan yang rendah, dibandingkan dengan pendidikan yang ada di luar negeri. Indonesia menduduki peringkat ke 61 dengan 25 ribuan publikasi, hal ini berbeda dengan pendidikan di Singapura dengan peringkat 32.
4. Bukan lagi menjadi mahasiswa yang sibuk berorganisasi
Berbeda lagi dengan pendidikan S1 yang masih ada ikatan organisasi dan lebih banyak berkumpul dengan teman-teman mahasiswa yang lainnya. Akan tetapi untuk pendidikan S2 lebih banyak mengerjakan paper yang cukup menyita waktu. Ketika sarjana, mengikuti organisasi adalah hal yang wajib untuk dilakukan, namun saat Pascasarjana, organisasi bukan lagi masanya.
Ketika sudah menjadi mahasiswa S2, maka Anda sudah tidak memiliki waktu untuk mengurus rapat, menjadi panitia acara atau bahkan mencari sponsor ketika ada surau acara. Paper menjadi makanan kedua mahasiswa S2 setelah nasi. Terlebih lagi para mahasiswa S2 tentunya sambil bekerja, sehingga kuliah S2 sambil bekerja akan menyita banyak waktu.
5. Dari segi cara belajarnya
Saat menjadi mahasiswa S1, maka Anda hanya akan belajar di kelas dan setiap semester akan melakukan ujian. Namun cara belajar semacam ini berbeda dengan mahasiswa S2, yang mana acara belajar S2 akan dipandu professor dalam sebuah kelas dengan jumlah yang tidak terlalu banyak. Di dalam kelas, mahasiswa S2 lebih banyak sharing mengenai materi kurikulum.
Mahasiswa S1 memiliki tugas dengan melakukan analisa kemudian mendiskusikan nya dalam berbagai isu pada topik yang relevan. Sedangkan untuk mahasiswa S2 tidak hanya menganalisa saja, akan tetapi juga melakukan penelitian pada bidang yang diminati atau pada bidang yang sudah ditentukan oleh professor. Tugas penelitian ini memang akan lebih banyak menyita waktu.
C. Alasan Mengapa Anda Harus Melanjutkan Pendidikan Pascasarjana
Semua orang memang impian untuk bisa melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi seperti melanjutkan S2. Namun sayangnya, biaya yang mahal lagi-lagi menjadi penghalang nya. Melanjutkan pendidikan ke S2 tidak hanya sekedar mencari gelar saja, akan tetapi juga bisa memberikan keuntungan lain, baik dari segi pendidikan, kehidupan bermasyarakat, karier dan dalam segala hal.
Ada 3 alasan yang mengharuskan Anda untuk melanjutkan pendidikan Pascasarjana, yaitu:
1. Satu langkah lebih unggul
Ketika Anda sudah mendapatkan gelar sebagai master, maka ini adalah satu langkah lebih unggul dibandingkan dengan pendidikan sarjana. Ketika Anda mencari pekerjaan, maka jabatan yang bisa Anda dapatkan pun tentunya berbeda dengan jabatan untuk pegawai yang berpendidikan sarjana. Ketika dalam dunia kerja pun magister juga akan lebih bisa diunggulkan.
2. Pertumbuhan Intelektual
Jika Anda menganggap bahwa sarjana dan magister itu sama saja, tentunya Anda salah besar. Ketika Anda melanjutkan pendidikan S2, maka intelektual Anda pun juga akan lebih meningkat. Karena banyaknya perbedaan seperti yang sudah dijelaskan di atas, sehingga membuat Anda harus melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi. sedangkan sekolah S2 lebih banyak penelitian.
3. Karakter yang dibentuk menjadi lebih matang
Melanjutkan pendidikan S2 secara tidak langsung akan membentuk karakter yang lebih matang lagi. karena saat Anda Kuliah S2, teman2 yang Anda jumpai tidak seperti ketika Anda duduk di pendidikan sarjana yang masih seperti anak SMA. Akan tetapi saat S2, Anda menemukan banyak teman yang usianya tidak muda lagi. sehingga cara berpikirnya pun juga lebih dewasa.
Kuliah Pascasarjana dapat dijadikan sebagai salah satu tempat yang paling tepat untuk mendapatkan koneksi baru dan menjalin pertemanan. Di sana, Anda akan berapa pada suatu kelompok yang mengerjakan proyek tertentu, sering menjalin koneksi dan bisa saling bertukar pengalaman.