Ulat Bulu Dibenci VS Kupu-Kupu Dipuji Berakhir di Sidang Daun Hijau
Ulat Bulu Dibenci VS Kupu-Kupu Dipuji Berakhir di Sidang Daun Hijau- Pada zaman keemasan ulat dan kupu-kupu, ada seekor ulat dan kupu-kupu yang sedang asyik berkhayal di masa kehidupannya yang berbeda tapi satu sehingga mereka tidak mungkin pernah bertemu. Di masa-masa kehidupan yang berbeda itu si ulat sebenarnya ingin curhat kepada kupu-kupu karena sejak dulu sampai sekarang ulat merasakan dipandang sebelah mata oleh manusia.
Dia merenungi nasibnya yang belum bisa dikatakan mujur beruntung. Mengapa keberadaanku masih selalu dianggap sebagai hama pemakan tumbuhan sehingga aku dibenci oleh manusia, kata si ulat. Andai saja aku mau jujur dan berani mengungkapkan isi hatiku kepada manusia, pasti aku kan bilang manusia lah yang menjadi hama tingkat tinggi karena manusia memakan bahan makanan dari tumbuhan dan hewan, sedangkan aku hanya memakan daun atau buah dari tumbuhan, tidak memakan kayunya, kata si ulat dalam hatinya dengan perasaan takut diketahui isi hatinya.
Sementara itu kupu-kupu selalu dipuji oleh manusia. Manusia memuji kupu-kupu karena kupu-kupu menguntungkan manusia lewat jasanya sebagai binatang indah yang membantu penyerbukan pada tumbuhan berbunga. Jasa kupu-kupu terhadap tumbuhan tak lain dan tak bukan adalah menguntungkan manusia. Jerihpayah perjuangan kupu-kupu hasilnya dinikmati oleh manusia. Selain itu, kupu-kupu juga dipuji karena parasnya yang cantik atau tampan dan memiliki sayap yang indah.
Begitu dan sakit hatinya si ulat yang selalu dibenci oleh manusia. Betapa bahagianya si kupu-kupu yang selalu dipuji oleh manusia. Namun sayangnya si ulat dan kupu-kupu selamanya tidak bisa bertemu, kecuali di alam surga. Mereka sama-sama suka berada di daun, namun bedanya si kupu-kupu juga bisa menikmati nektar bunga. Jadi ulat dan kupu-kupu melakukan sidangnya sama-sama di daun hijau walau pada daun dan kurun waktu yang berbeda. Apa boleh buat, nantinya sidang pun akhirnya digelar di surga.
Pada kesempatan pertemuan ulat dengan kupu-kupu di dalam surga, mereka pun melepas rindunya yang selama hidup di dunia mereka berdua belum pernah ada kesempatan untuk bertemu dan becanda tawa. Dalam pertemuan itu dimanfaatkan oleh keduanya untuk ngobrol panjang lebar.
Hai kupu-kupu, enak banget ya berada di surga, tidak seperti sewaktu ada di dunia? pernyataan dan tanya si ulat. Loh emangnya waktu di dunia kamu tidak bahagia, pertanyaan balik dari kupu-kupu. Ya pu, di dunia kan saya selalu divonis oleh manusia sebagai binatang menjinjikan, ganas, membuat gatal, merusak tumbuhan, dan hal buruk lainnya, menurut para manusia, kata ulat dengan perasaan galau. Santai saja lat, itu kan hanya anggapan manusia, mereka mungkin belum menggali lebih dalam bahwa kotoran kamu yang begitu banyak bisa menyuburkan tanah, usahamu dalam berpuasa untuk menjadi kepompong juga sangat tinggi harganya, jadi perjuangan dan pengorbananmu tidak kan sia-sia, bahkan tanpa perjuanganmu toh ga akan jadi aku.
Mendengar jawaban dari kupu-kupu yang sangat melegakan itu, ulat pun senyum manis sambil mengangguk-angguk. Ya ya benar juga katamu pu, namun sayangnya mayoritas manusia tidak pernah mengakui jasa-jasaku yang menurutmu tersebut. Wah enjoy saja ya lat, jangan pedulikan anggapan yang salah itu, yang penting kamu telah berjuang dengan ikhlas dalam mengabdi kepada Yang Maha Kuasa terbukti saat ini kita sudah berada di surga.
Ulat pun hatinya semakin bahagia ketika kupu-kupu memberikan tanggapan jawaban yang lebih bagus lagi. Mereka berdua nampak lebih asyik dalam obrolannya. Selanjutnya, kupu-kupu yang balik bertanya kepada si ulat. Lat, apa komentarmu tentang keberadaanku sewaktu di dunia?, ulat pun langsung menjawab; wah kamu itu termasuk binatang idaman para manusia, mereka selalu memujimu tanpa hentinya. Hmm, benarkah, apa yang membuat mereka memujiku lat? ya kamu kan bentuknya indah dan berjasa membantu penyerbukan bunga. Oh gitu ya lat anggapan manusia, tapi kamu ga perlu iri dengan pujian-pujian manusia terhadapku ya lat, karena pujian itu juga ada karenamu, walaupun mungkin seakan manusia tidak peduli bahwa kita adalah satu. Jika kamu dianggap merugikan oleh manusia itu berarti aku juga merugikan karena adanya kamu lewat aku, jika aku dianggap menguntungkan oleh manusia itu berarti kamu juga menguntungkan karena adanya aku ya jadi kamu dulu.
Saat kamu dibenci oleh manusia hakikinya aku juga merasakan kesedihanmu, saat aku dipuji oleh manusia, hakikinya kamu juga ikut merasa bahagia.Ketika aku jadi kamu memang dibenci oleh manusia dan ketika kamu jadi aku memang disukai serta dipuji oleh manusia. Semua itu sudah catatan dari Ilahi, jadi tidak ada makhluk yang sempurna, masing-masing ada kekurangan dan kelebihannya, yang terpenting adalah kita bersyukur bahwa detik ini aku dan kamu sudah menjadi satu di surga.
Dia merenungi nasibnya yang belum bisa dikatakan mujur beruntung. Mengapa keberadaanku masih selalu dianggap sebagai hama pemakan tumbuhan sehingga aku dibenci oleh manusia, kata si ulat. Andai saja aku mau jujur dan berani mengungkapkan isi hatiku kepada manusia, pasti aku kan bilang manusia lah yang menjadi hama tingkat tinggi karena manusia memakan bahan makanan dari tumbuhan dan hewan, sedangkan aku hanya memakan daun atau buah dari tumbuhan, tidak memakan kayunya, kata si ulat dalam hatinya dengan perasaan takut diketahui isi hatinya.
Sementara itu kupu-kupu selalu dipuji oleh manusia. Manusia memuji kupu-kupu karena kupu-kupu menguntungkan manusia lewat jasanya sebagai binatang indah yang membantu penyerbukan pada tumbuhan berbunga. Jasa kupu-kupu terhadap tumbuhan tak lain dan tak bukan adalah menguntungkan manusia. Jerihpayah perjuangan kupu-kupu hasilnya dinikmati oleh manusia. Selain itu, kupu-kupu juga dipuji karena parasnya yang cantik atau tampan dan memiliki sayap yang indah.
Begitu dan sakit hatinya si ulat yang selalu dibenci oleh manusia. Betapa bahagianya si kupu-kupu yang selalu dipuji oleh manusia. Namun sayangnya si ulat dan kupu-kupu selamanya tidak bisa bertemu, kecuali di alam surga. Mereka sama-sama suka berada di daun, namun bedanya si kupu-kupu juga bisa menikmati nektar bunga. Jadi ulat dan kupu-kupu melakukan sidangnya sama-sama di daun hijau walau pada daun dan kurun waktu yang berbeda. Apa boleh buat, nantinya sidang pun akhirnya digelar di surga.
Pada kesempatan pertemuan ulat dengan kupu-kupu di dalam surga, mereka pun melepas rindunya yang selama hidup di dunia mereka berdua belum pernah ada kesempatan untuk bertemu dan becanda tawa. Dalam pertemuan itu dimanfaatkan oleh keduanya untuk ngobrol panjang lebar.
Hai kupu-kupu, enak banget ya berada di surga, tidak seperti sewaktu ada di dunia? pernyataan dan tanya si ulat. Loh emangnya waktu di dunia kamu tidak bahagia, pertanyaan balik dari kupu-kupu. Ya pu, di dunia kan saya selalu divonis oleh manusia sebagai binatang menjinjikan, ganas, membuat gatal, merusak tumbuhan, dan hal buruk lainnya, menurut para manusia, kata ulat dengan perasaan galau. Santai saja lat, itu kan hanya anggapan manusia, mereka mungkin belum menggali lebih dalam bahwa kotoran kamu yang begitu banyak bisa menyuburkan tanah, usahamu dalam berpuasa untuk menjadi kepompong juga sangat tinggi harganya, jadi perjuangan dan pengorbananmu tidak kan sia-sia, bahkan tanpa perjuanganmu toh ga akan jadi aku.
Mendengar jawaban dari kupu-kupu yang sangat melegakan itu, ulat pun senyum manis sambil mengangguk-angguk. Ya ya benar juga katamu pu, namun sayangnya mayoritas manusia tidak pernah mengakui jasa-jasaku yang menurutmu tersebut. Wah enjoy saja ya lat, jangan pedulikan anggapan yang salah itu, yang penting kamu telah berjuang dengan ikhlas dalam mengabdi kepada Yang Maha Kuasa terbukti saat ini kita sudah berada di surga.
Ulat pun hatinya semakin bahagia ketika kupu-kupu memberikan tanggapan jawaban yang lebih bagus lagi. Mereka berdua nampak lebih asyik dalam obrolannya. Selanjutnya, kupu-kupu yang balik bertanya kepada si ulat. Lat, apa komentarmu tentang keberadaanku sewaktu di dunia?, ulat pun langsung menjawab; wah kamu itu termasuk binatang idaman para manusia, mereka selalu memujimu tanpa hentinya. Hmm, benarkah, apa yang membuat mereka memujiku lat? ya kamu kan bentuknya indah dan berjasa membantu penyerbukan bunga. Oh gitu ya lat anggapan manusia, tapi kamu ga perlu iri dengan pujian-pujian manusia terhadapku ya lat, karena pujian itu juga ada karenamu, walaupun mungkin seakan manusia tidak peduli bahwa kita adalah satu. Jika kamu dianggap merugikan oleh manusia itu berarti aku juga merugikan karena adanya kamu lewat aku, jika aku dianggap menguntungkan oleh manusia itu berarti kamu juga menguntungkan karena adanya aku ya jadi kamu dulu.
Saat kamu dibenci oleh manusia hakikinya aku juga merasakan kesedihanmu, saat aku dipuji oleh manusia, hakikinya kamu juga ikut merasa bahagia.Ketika aku jadi kamu memang dibenci oleh manusia dan ketika kamu jadi aku memang disukai serta dipuji oleh manusia. Semua itu sudah catatan dari Ilahi, jadi tidak ada makhluk yang sempurna, masing-masing ada kekurangan dan kelebihannya, yang terpenting adalah kita bersyukur bahwa detik ini aku dan kamu sudah menjadi satu di surga.