Teori Belajar Piaget
Teori belajar Piaget merupakan salah satu teori pembelajaran yang sudah dikenal sejak tahun 1960-an. Teori ini dinamakan Piaget karena diambil dari nama pencetusnya yaitu Jean Piaget. Menurut Piaget, perkembangan dari koginitif peserta didik tidak hanya dipengaruhi kematangan dari organisme dan lingkungan sekitar saja, tapi ada yang lebih berpengaruh yaitu interaksi dari keduanya.
Kemampuan kognitif menurut Piaget dibagi menjadi 4 aspek yang sangat penting, yaitu :
Pastinya hal tersebut yang akan membedakan teori belajar Piaget dengan teori belajar yang lainnya. Beberapa hal penting itu seperti di bawah ini:
Kemampuan kognitif menurut Piaget dibagi menjadi 4 aspek yang sangat penting, yaitu :
- Kematangan, yang sangat dipengaruhi perkembangan dari susunan syarat manusia
- Pengalaman, yang sangat dipengaruhi oleh interaksi manusia dengan lingkungannya
- Interaksi sosial, yang sangat dipengaruhi oleh hubungan yang terjalin di lingkungan sosial.
- Ekulibrasi, yang sangat dipengaruhi oleh sistem pengatur dalam diri manusia untuk mempertahankan keseimbangan serta menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Pastinya hal tersebut yang akan membedakan teori belajar Piaget dengan teori belajar yang lainnya. Beberapa hal penting itu seperti di bawah ini:
- Struktur, Piaget memberi pandangan bahwa ada hubungan yang funsional antara tindakan fisik, perkembangan logis anak, dan tindakan mental.
- Isi, poin ini akan terlihat dari perilaku khas anak yang terlihat dari respon yang diberikan peserta didik saat menghadapi suatu masalah ataupun situasi tertentu.
- Fungsi, yaitu dilihat dari cara yang digunakan peserta didik untuk kemajuan belajarnya.
- Pertama, pengetahuan merupakan bawaan dinamis sehingga kecerdasan dapat berubah. Kecerdasan seseorang mengalami perubahan mengikuti kematangan biologis dan pengalaman yang diterima.
- Kedua, Kecerdasan sesorang dilihat dari kemampuan umum, seperti memegang, menggapai, menatap, dan sebagainya. Dengan melihat kemampuan dasar tesebut, Piaget melihat kecerdasan anak untuk beradaptasi diri dengan lingkungan sekitarnya.
- Ketiga, pengalaman seseorang akan melibatkan proses akomodadi dan asimilasi. Seseorang akan merespon lingkungannya berdasarkan pengalaman yang diterima sebelumnya (asimilasi). Kemudian pengalaman tersebut yang akan merubah struktur kognitif seseorang (akomodatif).
- Ketiga, proses asimilasi, akomodatif, dan keseimbangan, secara bertahap akan menumbuhkan kecerdasan pelan-pelan tapi pasti.
- Keempat, ketika sistem kognitif seorang anak semakin luas dan berkembang, selanjutnya akan mulai mampu memberikan respon terhadap permasalahan secara lebih kompleks. Anak akan mulai mengurangi ketergantungannya terhadap lingkungan luarnya. Hal itu karena adanya pengaruh dari adanya fungsi lingungan fisik dan kemampuan kognitif yang dimilikinya.