Pengertian dan Proses Terbentuknya Batuan Karbonat
Pengertian/Definisi dan Proses Terbentuknya Batuan Karbonat_Apa itu batuan karbonat?, Batuan karbonat merupakan batuan yang memiliki kandungan material karbonat sebesar 50% yang dimana tersusun dari partikel karbonat klastik yang telah tersemenkan. Batuan karbonat tidak hanya terdiri dari batu gamping tapi juga termasuk dalam batuan lain yang mempunyai kandungan karbonat seperti mineral karbonat yang memiliki nilai lebih dari 50%. Batu karbonat tentunya akan mengalami proses diagenesis. Proses diagenesis adalah perubahan secara alami pada sedimen. Pada batuan karbonat, diagenesa ialah proses perubahan stabil ke batu gamping atau dolomit.
Proses Diagenesis Batuan Karbonat
Pada umumnya, batuan sedimen terendap di laut dangkal tapi ada juga beberapa yang terendap di laut dalam sampai pada batas CCD. Penyebab yang menentukan karakteristik diagenesa adalah komposisi mula-mula dari sedimen, sifat alami dari fluida interstitial, dan proses kimia, fisika ataupun biologi yang berkerja pada saat proses diagenesa.
Tapi, secara umum batu sedimen karbonat lebih sering terbentuk akibat proses kimia dan proses biologi yang biasa disebut dengan istilah proses geokimia dan biogenetic. Proses diagenesi pada batuan karbonat, yaitu:
1. Pelarutan/peleburan (dissolution)
Proses dissolution adalah proses diagenesis dimana meningkatnya porositas dan penipisan pada lapisan batuan sedimen terutama untuk batuan yang mudah larut seperti batuan karbonat dan evaporit.
Proses dikontrol oleh pH, Eh, suhu, tekanan parsial CO2 dan komposisi kimia. Proses dissolution dikontrol juga oleh porositas, kandungan mineral dan sifat mineral dan ukuran butiran sedimen. Material yang gampang terlarut dalam batu pasir ialah semen kalsit, sehingga terjadi efek utama dari pelarutan (dissolution) yaitu penghilangan semen.
Proses ini dikenal dengan sebutan disementasi. Mineral metastabil; adalah mineral yang memiliki sifat sebagian stabil dan sebagian tidak stabil pada batu pasir seperti felspar, fragmen batuan dan mineral berat bisa juga terjadi pelarutan.
2. Sementasi/Penyemenan (Cementation)
Proses penyemenan merupakan proses dimana butiran dari sedimen direkatkan oleh material lain, yang bisa berasal dari air tanah ataupun hasil perlarutan mineral-mineral di dalam sedimen itu sendiri.
Material dari semen bisa berupa karbonat (CO3), silica (Si), atau oksida (Fe). Proses sementasi atau penyemenan dengan keluarnya air dari pori-pori, bahan atau material yang terlarut di dalamnya mengendap kemudian merekatkan butiran-butiran sedimen.
Bahan semennya bisa merupakan karbonat (CaCO3), silica (SiO3), oksida (besi atau Fe) atau mineral lempung. Oleh karena proses ini, porositas sedimen dapat berubah menjadi lebih kecil dari pada material awal. Proses ini lebih menuju ke proses kimia.
3. Dolomitization (Dolomitisasi)
Dolomitization atau Dolomitisasi ialah perubahan dari limestone secara parsial ataupun kesuluruhan menjadi dolomit. Dolomit memiliki komposisi senyawa CaMg (CO3)2 dan menurut kristalografi serupa dengan kalsit, akan tetapi lebih besar densitasnya, sulit untuk larut di dalam air, dan lebih mudah patah atau istilahnya adalah brittle.
Pada umumnya, dolomite lebih porous dan permeable dibanding batu gamping. Ketika sedimen terkumpulkan, mineral yang tidak stabil akan mengkristalkan kembali atau terjadinya proses rekristalisasi, menjadi yang lebih stabil. Proses ini secara umum terjadi pada batu gamping. Mineral aragonite (bahan dari struktur koral hidup), lama-kelamaan akan terjadi rekristalisasi menjadi bentuk polimorfnya, yaitu kalsit.
4. Kompaksi Kimia (Chemical Compaction)
Proses ini antara lain terdapat pada proses sementasi. Proses sementasi atau penyemenan menentukan kemampuan erosi dan pengangkatan partikel oleh fluida.
Pada proses ini akan ada banyak mineral yang hilang yang terjadi akibat erosi sehingga akan ada pergantian mineral yang baru untuk menggantikan kekosongan mineral yang hilang.
Demikian tentang Definisi dan Proses Terbentuknya Batuan Karbonat. Semoga bermanfaat.
Proses Diagenesis Batuan Karbonat
Pada umumnya, batuan sedimen terendap di laut dangkal tapi ada juga beberapa yang terendap di laut dalam sampai pada batas CCD. Penyebab yang menentukan karakteristik diagenesa adalah komposisi mula-mula dari sedimen, sifat alami dari fluida interstitial, dan proses kimia, fisika ataupun biologi yang berkerja pada saat proses diagenesa.
Tapi, secara umum batu sedimen karbonat lebih sering terbentuk akibat proses kimia dan proses biologi yang biasa disebut dengan istilah proses geokimia dan biogenetic. Proses diagenesi pada batuan karbonat, yaitu:
1. Pelarutan/peleburan (dissolution)
Proses dissolution adalah proses diagenesis dimana meningkatnya porositas dan penipisan pada lapisan batuan sedimen terutama untuk batuan yang mudah larut seperti batuan karbonat dan evaporit.
Proses dikontrol oleh pH, Eh, suhu, tekanan parsial CO2 dan komposisi kimia. Proses dissolution dikontrol juga oleh porositas, kandungan mineral dan sifat mineral dan ukuran butiran sedimen. Material yang gampang terlarut dalam batu pasir ialah semen kalsit, sehingga terjadi efek utama dari pelarutan (dissolution) yaitu penghilangan semen.
Proses ini dikenal dengan sebutan disementasi. Mineral metastabil; adalah mineral yang memiliki sifat sebagian stabil dan sebagian tidak stabil pada batu pasir seperti felspar, fragmen batuan dan mineral berat bisa juga terjadi pelarutan.
2. Sementasi/Penyemenan (Cementation)
Proses penyemenan merupakan proses dimana butiran dari sedimen direkatkan oleh material lain, yang bisa berasal dari air tanah ataupun hasil perlarutan mineral-mineral di dalam sedimen itu sendiri.
Material dari semen bisa berupa karbonat (CO3), silica (Si), atau oksida (Fe). Proses sementasi atau penyemenan dengan keluarnya air dari pori-pori, bahan atau material yang terlarut di dalamnya mengendap kemudian merekatkan butiran-butiran sedimen.
Bahan semennya bisa merupakan karbonat (CaCO3), silica (SiO3), oksida (besi atau Fe) atau mineral lempung. Oleh karena proses ini, porositas sedimen dapat berubah menjadi lebih kecil dari pada material awal. Proses ini lebih menuju ke proses kimia.
3. Dolomitization (Dolomitisasi)
Dolomitization atau Dolomitisasi ialah perubahan dari limestone secara parsial ataupun kesuluruhan menjadi dolomit. Dolomit memiliki komposisi senyawa CaMg (CO3)2 dan menurut kristalografi serupa dengan kalsit, akan tetapi lebih besar densitasnya, sulit untuk larut di dalam air, dan lebih mudah patah atau istilahnya adalah brittle.
Pada umumnya, dolomite lebih porous dan permeable dibanding batu gamping. Ketika sedimen terkumpulkan, mineral yang tidak stabil akan mengkristalkan kembali atau terjadinya proses rekristalisasi, menjadi yang lebih stabil. Proses ini secara umum terjadi pada batu gamping. Mineral aragonite (bahan dari struktur koral hidup), lama-kelamaan akan terjadi rekristalisasi menjadi bentuk polimorfnya, yaitu kalsit.
4. Kompaksi Kimia (Chemical Compaction)
Proses ini antara lain terdapat pada proses sementasi. Proses sementasi atau penyemenan menentukan kemampuan erosi dan pengangkatan partikel oleh fluida.
Pada proses ini akan ada banyak mineral yang hilang yang terjadi akibat erosi sehingga akan ada pergantian mineral yang baru untuk menggantikan kekosongan mineral yang hilang.
Demikian tentang Definisi dan Proses Terbentuknya Batuan Karbonat. Semoga bermanfaat.